Bank DKI Penyalur KUR, KemenkopUKM Minta Penyaluran Lebih Profesional

JAKARTA, jurnal-ina.com – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) dan Bank DKI menandatangani perjanjian kerjasama pembiayaan dalam rangka subsidi bunga/subsidi marjin Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Penandatanganan perjanjian kerjasama proses terakhir bagi Bank DKI sebelum menyalurkan KUR kepada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di wilayah DKI Jakarta.
Penandatangan dokumen kerjasama dilakukan Deputi Bidang Usaha Mikro KemenkopUKM Eddy Satriya mewakili KemenkopUKM sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Babay Parid Wazdi Direktur Kredit UMK dan Usaha Syariah di Kantor KemenkopUKM, Senin (7/2/2022).
Eddy Satriya mengapresiasi keseriusan Bank DKI Jakarta dalam upaya mendorong pengembangan usaha UMKM di wilayah DKI Jakarta melalui penyaluran KUR. Diketahui plafon KUR yang akan disalurkan Bank DKI sebesar Rp1 triliun di tahun ini.
Eddy berharap penyaluran KUR oleh Bank DKI dapat diakselerasi karena saat ini banyak pelaku UMKM yang kekurangan modal usaha lantaran tergerus untuk kebutuhan konsumsi akibat pandemi. Dengan dukungan modal usaha yang murah itu, Eddy optimis pelaku UMKM akan kembali terdorong semangatnya untuk berusaha.
Eddy Satriya dan koleganya Babay Parid Wazdi

“Saat Covid-19 tentu mereka butuh tambahan dana yang murah. Jadi kami apresiasi kerjakerasnya menajemen Bank DKI yang sudah mengkoordinasikan dan memperbaiki infrastruktur IT dan sudah mampu memenuhi regulasi sehingga compliance terhadap aturan tata laksana penyaluran KUR,” tutur Eddy Satriya.

Dia meminta agar penyaluran KUR dilakukan secara profesional dan mengedepankan aspek kehati-hatian. Hal ini penting dilakukan karena subsidi KUR yang dibayarkan pemerintah adalah dana dari APBN yang harus dipertanggungjawabkan penggunaannya.

Read More

“Kami berharap Bank DKI memaksimalkan distribusi KUR kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Jangan karena sanak saudara atau teman kemudian kita prioritaskan, kita harus utamakan profesionalisme,” ucapnya.

Ditegaskan bahwa KUR menjadi instrumen bagi pemerintah mendorong penyaluran kredit kepada pelaku UMKM. Ditargetkan penyaluran kredit perbankan kepada UMKM mencapai 30% di tahun 2024. Tahun ini pagu KUR dinaikkan menjadi Rp373,17 triliun dari tahun lalu sebesar Rp285 triliun. Di sisi lain pemerintah juga memberikan tambahan subsidi bunga KUR sebesar 3% dari Januari sampai dengan Juni 2022. Sehingga suku bunga KUR yang sebelumnya 6% menjadi 3%.

“KUR atau kredit UMKM harus digenjot karena nanti kita harus mencapai 30% penyaluran kredit perbankan ke UMKM di tahun 2024. Ini memang lebih kecil dibandingkan negara-negara lain yang telah maksimalkan Small Medium Enterprise (SME) dalam pembiayaannya,” tukas Eddy.

 

Subsidi bunga KUR yang dibayarkan pemerintah adalah dana APBN

Di tempat yang sama Babay Parid Wazdi mengungkapkan bahwa menajemen Bank DKI berkomitmen penuh untuk menyalurkan KUR sesuai dengan aturan dan pedoman. Dengan bekal pengalaman penyaluran KUR di tahun 2013-2014 lalu, pihaknya optimis penyaluran KUR tahun ini akan jauh lebih baik.

Ditegaskannya Bank DKI telah melakukan asessment dan memetakan dengan cermat siapa-siapa saja yang akan menjadi calon penerima KUR. Menurutnya UMKM yang ada di PT Pasar Jaya atau sekitarnya sangat potensial diberikan dukungan akses KUR. Dia optimis dengan kemampuan bayar mereka yang tinggi dan jenis usaha yang dijalankan oleh UMKM, KUR dapat diserap dengan baik.

“Di Pasar Jaya itu ada sekitar 108.000 pedagang. Kita sudah lakukan pemetaan mana yang bayar iuran lancar, mana yang lancar bayar listrik dan air. Mereka itu yang akan kita target. Ada juga nasabah di lingkungan Pasar Jaya yang sudah kami petakan potensinya,” ucap Parid.

Selain nasabah yang memiliki usaha di area Pasar Jaya, menajemen Bank DKI juga menyasar para UMKM yang menjadi vendor kebutuhan barang dan jasa bagi sejumlah rumah sakit atau puskesmas di DKI Jakarta. Menurutnya di DKI Jakarta terdapat 38 RSUD dan 400 Puskesmas yang telah menjalin kemitraan dengan UMKM.

“Jadi dengan peta yang sudah jelas ini, insyaallah kredit kita aman tidak seperti jaman dulu. Kami sudah lakukan sosialisasi dan pelatihan dan ada asessment berkelanjutan juga,” urainya.

MULIA GINTING – ERWIN TAMBUNAN

 

“Kami berharap Bank DKI memaksimalkan distribusi KUR kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Jangan karena sanak saudara atau teman kemudian kita prioritaskan, kita harus utamakan profesionalisme,” ucapnya. Foto: Ali Imron Rasidi

 

 

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *