Piala Asia U23: Belum Berakhir…

banner 468x60

M. Nigara
Wartawan Sepakbola Senior

Jurnal-ina.com – BELUM BERAKHIR. Meski Rizky Ridho dan kawan-kawan, Senin (29/4/24) malam, dalam laga semifinal di Stadion Abdullah bin Khalifa, Qatar, kalah 0-2 dari Uzbelistan. Masih satu laga lagi untuk merebut tiket ke Olimpiade, Juli 2024, di Paris.

Lebih dari 120 menit, Uzbek melakukan tekanan yang luar biasa. Sedikitnya ada tiga peluang Uzbek yang harusnya bisa menambah jumlah gol, tapi bola membentur tiang.

Sementara itu, Muhammad Ferrari, pemain asal Persija sebenarnya sempat membobol gawang Uzbek yang dikawal Abduvohid Nematov. Namun setelah wasit VAR memberitahu wasit tengah, Sivakorn Pu-Udon asal Thailand, kaki kanan Sananta dalam posisi offside

Begitu juga di babak pertama. Wasit VAR menyatakan tidak ada pelanggaran saat Witan Sulaiman dijatuhkan oleh Abduvohid Ne’matov pada menit 20. Padahal awalnya wasit asal Thailand telah membunyikan peluit bahwa telah terjadi pelanggaran. Persoalannya, di dalam atau di luar kotak penalti.

Setelah menyaksikan tayangan VAR berulang-ulang, Pu-Udon justru memganulir keputusannya sendiri di awal dan tackling bek Uzbek itu dinyatakan bersih. Dengan fakta itu, Garuda Muda kita harus mengakui ketangguhan lawan.

Meski kalah peluang timnas U23, masih memiliki satu kesempatan jika ingin tampil di Olimpiade itu. Juara, runner-up, serta posisi ketiga, akan melenggang ke pesta olahraga dunia. Sementara jika kita kembali kalah, kesempatan masih tetap ada, meski langkah menjadi lebih berat lagi.

Kembali Fokus dan Semangat

Melihat laga timnas U23 kita melawan Uzbek, ada yang berbeda dengan kemampuan tim. Jika saat kita menang atas Korsel di perdelapanfinal, fisik anak-anak terlihat agak menurun.

Uzbek yang bermain menggunakan tekinik speed and power benar-benar membuat sulit Marselino Ferdinan, Nathan, Hubner dan kawan-kawan. Bola terus bergerak hingga seolah-olah Uzbek bermain lebih dari 11 pemain. Selalu saja ada 1-2 pemain yang bebas dan tak terjangkau serta tak mampu terbendung.

Jika melihat secara keseluruhan, kalah 0-2 itu adalah hasil yang terbaik. Uzbek secara faktual harusnya bisa menang di atas 3 gol. Hasil ini juga menjadi semacam koreksi diri bagi kita semua.

Mengalahkan Korsel di perempatfinal, membuat kebahagiaan kita begitu luar biasa. Hal ini sebenarnya bisa dimaklumi karena sudah 62 tahun sejak kita menjadi juara junior bersama Birma (Myanmar), 1962, prestasi kita seolah menguap.

Di banyak timnas, di berbagai event resmi maupun tidak, timnas kita jika tidak kalah ya gagal. Tidak hanya itu, permainan mereka juga tak pernah berkembang.

Sekali lagi, ini otokritik, sambutan kemenangan atas Korsel, hendaknya tidak seperti kemarin. Kita seperti sudah benar-benar berhasil. Di mana-mana sanjungan dan pujian bertebaran begitu rupa.

Untuk itu, stop bicara tentang kekalahan dari Uzbekistan. Stop berdebat dan stop saling menyalahkan. Kembali fokus dan tetap semangat.

Ini bukan alasan atau pembenaran atau juga bukan pembelaan berlebihan pada STY dan pasukan U23. Hasil hingga ke semifinal adalah bonus. Target utamanya lolos penyisihan grup. STY sendiri punya target meraih satu tiket ke Olimpiade Parus, 2024.

Jadi, jangan buang waktu, lupakan kekalagan itu dan kembali fokus untuk meraih tiket olimpiade. Sekali lagi, kalah dari Uzbek bukan lah kiamat. Istirahatlah dengan tenang. Jangan lagi bicarakan pertandingan semifinal itu.

Semoga Garuda Muda kita busa segera bangkit.

Bravo sepakbola nasional….

M. Nigara

 

Susunan pemain

Indonesia: Ernando Ari Sutaryadi, Justin Hubner, Rizky Ridho, Muhammad Ferarri, Pratama Arhan, Nathan Tjoe-A-On, Ivar Jenner, Fajar Fathur Rahman, Marselino Ferdinan, Witan Sulaeman, Ramadhan Sananta.

Uzbekistan: Abduvohid Nematov, Zafarmurod Abdirahmatov, Abdukodir Khusanov, Alibek Davronov, Asadbek Rahimjonov, Abdurauf Bo’riyev, Khojimat Erkinov, Abbosbek Fayzullaev, Umarali Rakhmonaliev, Alisher Odilov, Ulugbek Khoshimov.

 

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *