PENANG, jurnal-ina.com – Pertandingan Pre SEA Games di Penang, Malaysia, ditutup pada Selasa 8 Juli 2025. Sebagai pertandingan persahabatan di antara negara ASEAN untuk sama-sama berkembang dan bertumbuh semakin kuat di cabang catur, ada satu aturan tidak tertulis (disampaikan secara lisan) yang diterapkan pada turnamen kali ini, yaitu satu negara hanya boleh merebut satu medali saja.
Maksudnya jika urutan satu sampai tiga dikuasai para pecatur Indonesia, seperti yang banyak terjadi selama di Penang ini, maka hanya medali emas saja yang boleh dibawa pulang. Perak dan perunggunya diberikan kepada pecatur dari negara lainnya yang berada di ranking bawahnya. Dengan pertimbangan persaudaraan keluarga besar ASEAN, aturan tersebut kita terima dengan lapang dada, tentu dengan harapan cabang catur selalu dipertandingkan di setiap pelaksanaan SEA Games di semua negara.
Namun demikian, dengan tidak hadirnya pecatur Vietnam, maka keperkasaan para pecatur Indonesia tidak terbendung merebut emas demi emas dari enam nomor yang tersisa. Pecatur Indonesia berhasil merebut lima emas di antaranya. Emas keenam pun, jika pecatur putri Indonesia tidak saling egois, bakal terjadi sapu bersih seluruh enam emas tersisa. Pasalnya begini, sampai babak kelima dua pecatur Indonesia menduduki ranking teratas dan saling berhadapan, yaitu WIM Ivana Lasama (3 poin) vs WIM Laysa Latifah (3,5 poin).
Ternyata kedua pemain sepakat remis dengan harapan poin Laysa yang menjadi 4 poin tidak bakal terkejar saingan terdekatnya WGM Gong Qiannyun (3 poin) dari Singapura yang berhadapan vs WIM Ummi Fisabilillah (2 poin). Harapannya Ummi bakal mampu menahan remis sehingga poin Gong hanya bertambah menjadi 3,5. Tapi yang terjadi Gong mampu menaklukkan Ummi sehingga poinnya menjadi 4 sama dengan Laysa. Tie-break yang digunakan sebagai penentu adalah pecatur yang paling banyak angka menangnya. Jadi WGM Gong yang jadi juaranya karena poinnya dihasilkan dari 4 kali menang dan 1 kali kalah dibanding Laysa yang 3 kali menang dan 2 kali remis.
Yang paling membahagiakan PB Percasi adalah perebut lima medali emas selanjutnya ini bukan nama yang sama dengan perebut tiga medali emas sebelumnya (GM Novendra Priasmoro, IM Medina Warda Aulia dan WIM Ummi Fisabilillah). Walau satu nama GM Susanto Megaranto merebut tiga medali emas sekaligus, yaitu dari nomor Makruk rapid chess; ASEAN rapid chess dan FIDE rapid chess.
Ada WIM Chelsie Monica Sihite merebut medali emas nomor Makruk rapid chess wanita. Kemudian pecatur muda WIM Laysa Latifah merebut medali emas ASEAN rapid chess wanita. Laysa, 19 tahun seangkatan dengan pecatur muda Shafira Devi Herfesa yang juara Zonal 3.3 2025 lalu. Jadi Laysa juga berhasil membuktikan dirinya sebagai duet generasi baru pecatur wanita Indonesia yang potensial menggantikan seniornya duet IM Irine Kharisma Sukandar dan IM Medina Warda Aulia di masa depan.
Jadi dari 8 medali emas (dari total 10 medali emas) yang direbut Indonesia datang dari 6 pemain. Selain Susanto yang merebut tiga emas, yang lainnya masing-masing merebut satu emas. Artinya tim catur Indonesia cukup solid dan merata. Tidak hanya mengandalkan satu nama saja misalnya. Ini sangat bagus dari kacamata pembinaan, ada persaingan yang sehat. Ditambah lagi para pecatur juniornya juga sudah mampu masuk di kelompok elit pecatur Indonesia.
Indonesia Raih 10 Emas 3 Perak Beregu
Sebenarnya, selain nomor perorangan di Penang ini juga disediakan nomor beregu yang nanti juga bakal ada di SEA Games ke-33 di Thailand 2025. Cuma bedanya, kelak di Thailand regunya bertanding melawan regu negara lainnya. Khusus di Penang, karena keterbatasan waktu dan peserta, medali beregunya dihitung berdasarkan jumlah poin yang diraih para pemain di nomor perorangan.
Misalnya ada nomor doubles (jumlah poin dari 2 pemain teratas satu negara), triples (jumlah poin dari 3 pemain teratas satu negara), quadruples (jumlah poin dari 4 pemain teratas satu negara) dan Mixed Quintuples (jumlah poin dari 4 pemain putra teratas plus 1 pemain putri teratas dari satu negara)
Total nomor beregu itu ada 13. Nah dari 13 nomor tersebut, tim Indonesia hanya kehilangan emas di tiga nomor saja alias hanya mendapat medali perak. Atau dengan kata lain Tim Indonesia menyapu 10 medali emas dan 3 medali perak. Sementara 3 emasnya direbut tim Singapura. Tiga nomor itu adalah Makruk catur standar 2 pemain (doubles), 3 pemain (triples) dan 4 pemain (quadruples).
Laporan langsung dan foto oleh Kristianus Liem
(Kabid Binpres PB Percasi)
Pecatur putra dan putri Indonesia yang berlaga di Pre SEA Games di Penang, Malaysia. Foto: Kristianus Liem.
Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com