Menkop Soft Launching Percontohan Kopdes/Kel Merah Putih di Bantul

Bisa Direplikasi Daerah Lain

BANTUL, jurnal-ina.com – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengungkapkan pihaknya terus mendorong percepatan pembentukan 80 percontohan (Mock-Up) Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih di seluruh Indonesia. Saat ini, sudah ada delapan Kopdeskel Merah Putih yang menjadi percontohan.

Kedelapan percontohan Kopdes/Kel Merah Putih tersebut adalah Kopdes/Kel Merah Putih Srimulyo (Bantul, DIY), Penfui Timur (Kupang, NTT), Tamanmartani (Sleman, DIY), Sinduadi (Sleman, DIY), Rengel (Tuban, Jatim), Wonokerto (Pasuruan, Jatim), Randugading (Malang, Jatim) dan Sidomulyo (Jember, Jatim).

“Saya berharap mereka dapat menjadi contoh yang membanggakan dan direplikasi daerah lain di seluruh Indonesia,” kata Menkop pada Soft Launching Percontohan Kopdes/Kel Merah Putih, di Kalurahan Srimulyo, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (15/6/2025).

Menkop menganggap percontohan Kopdes/Kel Merah Putih tersebut bisa dijadikan sebagai best practise sehingga berikutnya bakal direplikasi daerah-daerah lain. “Ini kan namanya piloting, contoh bagaimana mengelola Kopdes/Kel yang baik dan prudent, menguntungkan, tingkat partisipasi masyarakat tinggi serta bisa memberikan manfaat,” ucap Menkop.

Bagi Mekop, koperasi itu sebagai alat yang berdampak untuk kesejahteraan masyarakat. “Kita akan bikin jaringan koperasi nasional, dengan memetakan potensi-potensi Kopdes yang ada agar terbaca daerah mana butuh apa, kurang apa, akan disuplai Kopdes daerah lain,” tutur Menkop.

Kemandirian ekonomi bisa diwujudkan secara bersama-sama. “Jadi, Kopdes/Kel Merah Putih itu jaringan distribusi baru, jaringan pemasaran baru dan jaringan kekuatan ekonomi rakyat berbasis gotong royong,” jelas Menkop.

Sesuai amanat Inpres Nomor 9/2025, semua penerima program Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Kementerian Sosial didorong untuk menjadi anggota Kopdes. “Saya akan melihat berapa jumlah anggota Kopdes, maka syarat menjadi anggota jangan memberatkan,” lanjut dia serta mengemukakan salah satu ukuran kesuksesan Kopdes/Kel Merah Putih adalah tingkat partisipasi masyarakat.

Budi Arie juga melakukan dialog interaktif secara online dengan pengurus Kopdes-Kopdes percontohan tersebut. Ketua Kopdes Penfui Timur asal Kupang, misalnya, menjelaskan bahwa Kopdesnya sudah memiliki enam gerai (kantor, logistik, cold storage, sembako) dan bergerak di sektor pertanian, peternakan serta perikanan.

“Proses Perijinan”

“Namun, kita belum bisa memiliki klinik dan apotik desa karena berkaitan dengan proses perijinan,” kata Ketua Kopdes Penfui Timur tersebut.

Menanggapi hal itu, Budi Arie menegaskan Kementerian Kesehatan masuk Satgas Percepatan Pembentukan Kopdes Merah Putih. “Tenang, saya akan bereskan masalah perijinan itu,” papar Menkop.

Menkop menekankan bahwa semua aturan yang ada, termasuk di daerah, harus mendukung suksesnya Kopdes/Kel Merah Putih. “Kalau perlu relaksasi aturan, bila untuk kepentingan masyarakat. Jangan sampai aturan menghambat kita.”

Dia mencontohkan aturan yang mensyaratkan hanya Noraris Pembuat Akta Koperasi (NPAK) yang boleh mengeluarkan sertifikat atau akta Kopdes. “Saya surati Menteri Hukum dan semua notaris boleh mengeluarkan akta Kopdes,” ungkapnya.

Kopdes lainnya dari Sidomulyo, Jember, menjabarkan bahwa Desa Sidomulyo merupakan penghasil kopi robusta terbesar di Jember dengan total produksi sebesar 5.000 ton yang siap ekspor ke Jepang dan Singapura. “Itu direct ekspor,” urai Ketua Kopdes Sidomulyo.

Selain kopi, Desa Sidomulyo juga penghasil domba terbaik di Indonesia. “Kita juga sudah bekerjasama dengan Singapura sebanyak 2.500 ekor,” sambung Ketua Kopdes Sidomulyo.

Sementara Ketua Kopdes Randugading asal Kabupaten Malang mengatakan, Kopdesnya sudah memenuhi enam gerai Kopdes ditambah satu gerai untuk pengelolaan air bersih. Koperasi itu juga mempunyai merek beras lokal sendiri yang bisa melayani 3 ton per bulan untuk seluruh anggota koperasi.

Selain itu, Kopdes Randugading yang merupakan pengembangan dari Koperasi Wanita (Kopwan) dan beraset sebesar Rp3 miliar itu, juga berkeinginan menjadi distributor pupuk bersubsidi dan gas elpiji 3 kilogram. Kopwan  itu juga memohon agar proposal pinjaman dana bergulir LPDB bisa segera dicairkan.

Motor Penggerak

Sementara itu, di Bantul sejauh ini ada tiga bakal percontohan Kopdes/Kel Merah Putih untuk nasional. Tiga percontohan itu berada di Kelurahan Srimulyo (Kecamatan Piyungan), Kalurahan Sriharjo (Imogiri) dan Kelurahan Bangunharjo (Sewon). Namun, baru Kopdes/Kel Merah Putih di Srimulyo yang dianggap lebih siap dibandingkan yang lain.

Di mana Kopdes/Kel Merah Putih Srimulyo dirancang menjadi motor penggerak ekonomi desa dengan unit usaha meliputi ketahanan pangan, klinik desa, apotek, unit simpan pinjam, pergudangan, toko sembako, jasa pariwisata, peternakan hingga perikanan.

Intinya, unit usaha Kopdes/Kel Srimulyo berfokus pada pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dan memperkuat rantai ekonomi desa. “Kopdes/Kel Merah Putih sebagai garda terdepan perekonomian, sehingga perlu dikelola dan dibangun agar tercipta kesejahteraan masyarakat Srimulyo,” tukas Lurah Srimulyo Wajiran.

Kopdes/Kel Merah Putih Srimulyo juga dinilai mampu bergerak dengan menjalin kolaborasi bersama tokoh masyarakat dan warga setempat. Di sana, sudah ada yang mau kerjasama, mau menyumbangkan aset dan sebagainya. Artinya, sudah ada kolaborasi dengan warga setempat atau sekitar.

Lurah Wajiran mengungkapkan, Kopdes/Kel Merah Putih Srimulyo yang didukung Dana Keistimewaan (Danais) sebesar Rp700 juta diharapkan menjadi penggerak utama ekonomi lokal serta penyertaan modal dalam bentuk aset.

Erwin Tambunan

“Saya surati Menteri Hukum dan semua notaris boleh mengeluarkan akta Kopdes,” ungkap Menkop. Foto: Humas Kemenkop.

Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *