JAKARTA, jurnal-ina.com – Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mendorong pengusaha UMKM melakukan diversifikasi pasar di tengah ketidakpastian global, termasuk dampak kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).
“Kondisi perekonomian global saat ini tidak sepenuhnya dalam situasi stabil. Namun, ini bukan alasan untuk takut. Justru kita bisa mengambil pelajaran untuk mengubah tantangan menjadi peluang,” kata Menteri UMKM pada sarasehan ekonomi yang diselenggarakan Bupati Sambas, bertema “Peluang dan Sinergi Pengusaha dengan UMKM untuk Membangun Ekonomi Daerah Perbatasan di Dinamika Ekonomi Global sebagai Percepatan Program Asta Cita” di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Menteri menegaskan, fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih cukup kuat, meski tekanan psikologis akibat kebijakan tarif AS tetap dirasakan para pengusaha. “Kita tidak boleh terlalu khawatir. Rapat kabinet kemarin, disampaikan kondisi dalam negeri tetap solid. Hanya saja memang ada implikasi terhadap barang-barang yang akan kita ekspor ke Amerika,” ujar Menteri UMKM.
Lebih lanjut, Menteri UMKM menyampaikan bahwa dampak lainnya dari ketegangan dagang ini menyebabkan Tiongkok mencari pasar baru, dan Indonesia dinilai sebagai salah satu alternatif.
“Jika Indonesia menjadi target pasar alternatif dari produk Tiongkok, ini harus kita antisipasi. Oleh karena itu, pemerintah mendorong diversifikasi pasar untuk UMKM, baik untuk ekspor maupun pasar domestik,” ujar Menteri UMKM.
“Jangan Sampai Kita Terjebak”
Selain mendorong UMKM mencari pasar ekspor baru di luar Amerika, Menteri UMKM juga mengingatkan pentingnya memanfaatkan potensi pasar domestik Indonesia. “Pasar domestik Indonesia besar dan signifikan. Jangan sampai kita terjebak hanya mengejar ekspor, padahal potensi di dalam negeri sangat menjanjikan, terutama pasca dampak tarif Trump ini,” beber Maman.
Dalam upaya memperkuat daya saing UMKM di tengah arus persaingan global, pemerintah juga mulai menerapkan strategi klasterisasi sektor. Sebagai contoh, pengelompokan pengusaha mikro di sektor kerajinan tangan seperti merchandise atau barang hiasan.
“Dulu, karena bergerak sendiri-sendiri, biaya produksi tinggi dan volume tidak signifikan. Sekarang, kita konsolidasikan 500 sampai 1.000 pengusaha dalam bentuk holding, kita bantu permodalan. Ini akan menekan biaya produksi secara signifikan,” tegas Menteri UMKM.
Dengan langkah-langkah ini, dia berharap UMKM Indonesia tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga tumbuh dan bersaing di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan.
Mulia Ginting – Erwin Tambunan
Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyerahkan penghargaan ke peserta sarasehan ekonomi yang diselenggarakan Bupati Sambas. Foto: KemenUMKM.