JAKARTA, jurnal-ina.com – Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) sepakat bekerjasama mengembangkan UMKM dan ekonomi kreatif melalui program Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (AKSI) 2025.
Program AKSI 2025 bertujuan untuk mempercepat ekspor produk kreatif berbasis UKM sekaligus memperkuat fondasi ekonomi nasional melalui diplomasi ekonomi kreatif.
Menteri UMKM Maman Abdurrahman menegaskan ekonomi kreatif dan UMKM adalah dua wajah dari satu semangat, yakni kemandirian dan inovasi. Produk kreatif Indonesia memiliki daya saing tinggi di pasar global karena kekuatan budaya dan keunikan lokal, namun membutuhkan dukungan menyeluruh agar mampu bersaing secara berkelanjutan.
“Para pengusaha kreatif memerlukan ekosistem pendukung, mulai dari kurasi jenama, peningkatan kapasitas ekspor, akses pembiayaan, hingga jejaring global. Kolaborasi AKSI ini adalah bentuk konkret dari sinergi pemerintah untuk mendukung UMKM kreatif naik kelas,” kata Menteri UMKM pada launching AKSI 2025 di Jakarta (26/5/2025).
Program AKSI ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian UMKM dan Kemenekraf, yang menjadi tonggak penting dalam upaya diplomasi ekonomi berbasis produk kreatif dan UKM.
“Melalui kerjasama ini, diharapkan tidak hanya ada fasilitator ekspor, tetapi juga memberi motivasi bahwa ekspor bisa dimulai bahkan dari skala usaha mikro dan kecil serta kami siap mendukung dari sisi pelatihan, akses pasar, hingga penguatan ekosistem digital,” tegas Menteri UMKM.
Pusat Ekonomi Kreatif Global
Dengan semangat kolaborasi lintas kementerian, Indonesia kini melangkah lebih tegas menuju visi sebagai pusat ekonomi kreatif global yang inklusif, berbasis budaya dan ditopang oleh kekuatan UKM nasional.
Menteri UMKM juga menyoroti pentingnya diversifikasi pasar. Menurutnya, meskipun ekspor penting, pasar domestik yang besar juga harus dimanfaatkan secara optimal. “Indonesia bisa jadi double gardan sebagai produsen sekaligus pasar. Dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa, kita harus memperkuat posisi Indonesia di pasar domestik tanpa meninggalkan peluang ekspor,” urainya.
Selain itu, Maman mengatakan salah satu terobosan dalam hal akses pembiayaan bagi pegiat ekonomi kreatif berbasis UMKM adalah mendorong penggunaan kekayaan intelektual sebagai jaminan kredit, juga sebagai upaya konkret mengakui nilai ekonomi dari ide dan kreativitas.
“Konsep yang bagus, ide yang brillian, itu harus dilihat sebagai aset. Di negara kita, pendekatan ini masih belum maksimal. Padahal, seperti contoh karakter Minion, nilainya baru tampak saat berhasil dikembangkan dan diterima pasar global. Ini yang ingin kita dorong bersama,” tukas Menteri UMKM.
Erwin Tambunan
Menteri UMKM Maman Abdurrahman dan Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya memperlihatkan bukti kerjasama. Foto: Humas KemenUMKM.
Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com