MenKopUKM: RPB Sejahterakan Petani Kelapa Minahasa Selatan

MINAHASA SELATAN, jurnal-ina.com – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) akan bangun Rumah Produksi Bersama (RPB) olahan kelapa di Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara yang akan dikelola koperasi untuk mempercepat hilirisasi produk para petani.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan Sulawesi Utara khususnya Kabupaten Minahasa Selatan merupakan salah satu sentra produksi kelapa terbesar di Indonesia. Produksinya dikatakan mencapai lebih dari 270.000 ton pada 2021. Sayangnya, produksi kelapa ini belum memberikan nilai tambah bagi petani kecil secara langsung.

“Selama ini petani hanya menjual kelapa utuh. Harganya kadang murah dan nilai tambahnya tidak dapat diterima. Saya dapat gambaran, rata-rata per butir Rp2.000. Ini kalau diolah jadi virgin coconut oil (VCO) bisa Rp12.000 per butir,” katanya pada peletakkan batu pertama RPB Produk Kelapa di Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Jumat (23/9/2022).

Menteri menambahkan untuk setiap 100 kg kelapa juga menghasilkan sabut 25 kg yang dapat diolah menjadi 7,5 kg cocofiber dengan harga Rp2.000 per kg, dan 16 kg cocopeat Rp500 per kg. Tempurung kelapa juga dapat diolah menjadi briket atau arang yang saat ini memiliki permintaan banyak dari luar negeri.

“Pelaku usaha juga sedang investasi besar-besaran pada produk kelapa. Jadi ini punya nilai ekonomi yang besar lebih dari sawit dan tidak ada isu lingkungan. Ini jadi kekuatan unggulan kita,” kata MenKopUKM.

Menurutnya, para petani tidak mungkin mampu mengolah produk secara mandiri karena teknologi yang digunakan cukup mahal. Pembangunan RPB telah menjadi langkah besar sebagai upaya hilirisasi produk olahan rakyat.

Teten Masduki pada peletakan batu pertama Rumah Produksi Bersama

Namun, Teten Masduki menekankan RPB ini harus dirawat secara baik agar bertahan dalam kurun waktu yang lama. Dia menambahkan jika RPB ini terbukti berhasil, bukan tidak mungkin pemerintah akan membangun di berbagai daerah lain di Indonesia.

“Kalau ini berhasil, kami akan terus membangun lagi RPB di berbagai tempat. Jadi bukan hanya kelapa. Di Aceh misalnya, kita bangun RPB olahan nilam, di Kalimantan Timur ada RPB jahe, NTT RPB daging sapi, Jawa Tengah pengolahan rotan. Jadi bergantung keunggulan komparatif daerahnya apa,” jelasnya.

Bupati Minahasa Selatan Franky Donny Wongkar mengatakan daerahnya memiliki luas lahan untuk area tanam kelapa sebesar 46.000 hektar. Nantinya, akan terdapat 600 UKM yang secara khusus mengembangkan komoditas kelapa dari RPB.

Dia juga yakin, dengan adanya pembangunan RPB akan membantu para petani kelapa khususnya UMKM untuk mendapatkan nilai tambah melalui hilirisasi olahan kelapa.

“Marilah kita bergandengan tangan dan mendukung serta bekerjasama untuk menyukseskan ini. Hanya 5 kabupaten/kota yang menerima proyek pembangunan rumah produksi bersama ini dan Minahasa Selatan beruntung menjadi salah satunya,” urai Franky.

MULIA GINTING – ERWIN TAMBUNAN
“Kalau diolah jadi virgin coconut oil (VCO) bisa Rp12.000 per butir,” kata Teten Masduki. Foto: KemenKopUKM
Artikel ini sudah terbit di govnews-idn.com

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *