JAKARTA, jurnal-ina.com – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengajak seluruh elemen masyarakat mengubah pola pikir terhadap pelaku UMKM yang selama ini dianggap sebagai bumper perekonomian nasional.
Sebab sebenarnya UMKM telah berperan sebagai dinamisator pemulihan ekonomi.
Dalam Komunikasi Sosial (Komsos) TNI Tingkat Pusat TA 2022 di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta, MenKopUKM Teten Masduki menegaskan bahwa UMKM bukan sebatas bumper, melainkan pahlawan perekonomian di setiap krisis.
“Ada asumsi pada awal pandemi separuh UMKM gulung tikar, namun berhasil kita selamatkan. UMKM justru menjadi dinamisator pemulihan ekonomi,” ujar MenKopUKM di Jakarta, Selasa (31/5/2022).
Turut hadir Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI Agus Subiyanto, Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah, Ketua Umum Panca Marga Berto Izaak Doko, Ketua Umum Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPPI) Pontjo Sutowo, serta Ketua Umum Generasi Muda FKPPI Dwi Rianta Soebakti.
Menteri menerima cenderamata dari Agus Subiyanto
Menteri mengatakan, pelaku UMKM punya keberanian yang tinggi untuk menghadapi krisis. Kalau usaha besar menahan investasi dan menunggu situasi ekonomi membaik, UMKM justru tetap bertahan di tengah krisis dan tampil menjadi pahlawan ekonomi.
Dalam hal krisis pandemi Covid-19, Teten Masduki menyebut UMKM berhasil melakukan transformasi yang luar biasa. Utamanya terkait keikutsertaan mereka dalam ekosistem digital. Tercatat sejak awal pandemi, jumlah UMKM yang memanfaatkan e-commerce meningkat lebih dari 100%.
“Begitu ada pandemi, jumlah UMKM yang go online, masuk ke ekosistem digital naik pesat dari 8 juta pelaku usaha menjadi tak kurang dari 19 juta UMKM,” papar MenKopUKM Teten.
Selain itu, pandemi juga berdampak pada semakin beragamnya produk yang diciptakan oleh UMKM, seperti di sektor kuliner yang marak bermunculan frozen food. Selain itu, mulai bermunculan juga produk-produk health care dan sebagainya.
Perubahan pola pikir terhadap UMKM pun dia anggap penting mengingat hingga kini, usaha cilik masih mendominasi postur perekonomian dengan persentase 99,9%. Dari angka tersebut, segmen usaha mikro menjadi penguasa dengan jumlah 99% dan mampu menyerap tak kurang dari 97% lapangan pekerjaan.
Teten Masduki bersama pimpinan lembaga dan Wakasad
Padahal di sisi lain, UMKM di Indonesia masih cenderung rendah mengakses kredit perbankan. Catatan MenkopUKM menunjukkan porsi kredit perbankan untuk UMKM masih di angka 19,8%.
“Bisa dibayangkan kalau UMKM kita itu seperti di Korea Selatan, di mana kredit perbankan sudah banyak untuk UMKM. Kita saja yang 19,8% bisa menyerap lapangan kerja 97% dan berkontribusi terhadap PDB 61%,” tegas MenKopUKM.
Menurutnya, catatan-catatan tersebut, selama ini penempatan UMKM yang hanya sebagai bumper perekonomian sangatlah keliru karena pada nyatanya, sektor UMKM menjadi penyelamat dan pahlawan setiap krisis yang melanda perekonomian bangsa.
“Saat ini pemerintah tengah mengubah cara pandang, pola pikir dan visi terhadap potensi ekonomi UMKM. Artinya, UMKM tak hanya kita anggap sebagai bumper, ekonomi subsisten, atau ekonomi untuk kebutuhan rumah tangga saja,” kata Teten.
MULIA GINTING – ERWIN TAMBUNAN
“Artinya, UMKM tak hanya kita anggap sebagai bumper, ekonomi subsisten, atau ekonomi untuk kebutuhan rumah tangga saja,” kata Teten. Foto: KemenKopUKM
Artikel ini sudah terbit di govnews-idn.com